Jelang Akhir Tahun, SWI Canangkan Program Green Economy Berbasis Tebu di Madiun
MADIUN, JAWA TIMUR, lintasskandal .com — Menjelang pergantian tahun dan sebagai bagian dari persiapan rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) SWI yang akan digelar pada Mei 20f26 mendatang, gerakan ekonomi hijau mulai digelorakan secara nyata.
Inisiatif ini dipelopori langsung oleh Prof. Dr. Ir. Supiyat Nasir, MBA., Ketua Panitia Munas SWI, melalui program tanam tebu berbasis green economy di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Program ini dilaksanakan di Desa Caruban, Kecamatan Caruban, Kabupaten Madiun. Tahap awal dimulai dengan penanaman 50 hektare tebu, sebagai bagian dari target besar pengembangan hingga 600 hektare.
“Ini bukan sekadar tanam tebu, tapi menggali potensi daerah yang bisa menjadi magnet dan momen penting dalam event Munas SWI 2026,” ujar Prof. Supiyat Nasir pada Sabtu (26/12/2026).
Menurutnya, program ini dirancang agar terintegrasi dengan agenda dan program strategis SWI ke depan.
Lebih dari itu, gerakan ini membawa harapan besar bagi petani lokal. Setiap petani rata-rata mengelola 1 hektare lahan, sehingga jika target 600 hektare tercapai, program ini akan melibatkan sekitar 600 petani, sekaligus membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa.
Rochmad Taufiq, salah satu penggerak SWI, menilai langkah ini sebagai terobosan nyata gerakan green economy dari Jawa Timur.
“Ini bukan konsep di atas kertas, tapi aksi riil. SWI bergerak menghadirkan ekonomi hijau yang berkeadilan dan memberi manfaat langsung bagi petani,” ujarnya.
Gerakan tanam tebu ini diharapkan menjadi role model ekonomi hijau berbasis pertanian, menggabungkan keberlanjutan lingkungan, kemandirian ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Ke depan, program ini juga dirancang menjadi bagian penting dari narasi besar Munas SWI 2026, sekaligus etalase praktik baik green economy di Indonesia.
Dengan langkah awal ini, SWI menegaskan komitmennya bahwa Munas SWI 2026 bukan hanya forum musyawarah, tetapi juga momentum menghadirkan aksi nyata untuk ekonomi rakyat dan kelestarian alam. (red)


